Aku ada di persimpangan jalan. Satu jalan untuk menikah, sedang
jalan lain untuk meraih mimpi. Dulu aku masih getol mengejar mimpi. Tak peduli
apa anggapan orang, aku begitu percaya diri tatkala menyoal mimpi.
Tapi itu dulu. Kini aku mulai goyah. Faktor umur membuatku ragu.
Aku yang tak lagi muda ingin segera menikah, meski masih ada sisa-sisa hasrat
tuk mengejar mimpi.
Agak lama aku memikirkannya. Dan aku memutuskan untuk menikah
saja.
Dan tiba-tiba aku mulai bimbang lagi. Keinginan untuk meraih
mimpi membuncah lagi. Apa benar ya menikah itu penghalang tuk meraih mimpi? Bukankah
urusan jodoh itu ada di tangan-Nya?! Kenapa aku bingung banget mikirin jodoh ya?
Bukankah ketika waktunya tiba aku pasti akan menikah juga ya?
Aku juga mulai menyadari lesunya diriku setelah memutuskan ingin
menikah. Seolah ya mau gimana lagi. Aku sudah gagal. Aku harus menyerah.
Aku mulai sadar bahwa menikah bukan alasan atas gagalnya meraih
mimpi. Menikah ya menikah, kenapa mesti bawa-bawa gagalnya mimpi segala.
Thanks to you, Haibara. A friend will always want his/her friend
to be better person.
(17-7-2017)
http://farisfitrah.blogspot.co.id/
Comments
Post a Comment