Skip to main content

AKU PIKIR AKU SUDAH JAUH


Bismillah, budaaaall..!!
Kukira aku sudah berlari jauh. Jauh dari tempat di mana aku mulai terpukau oleh kehebatanmu. Ya, kehebatanmu lah yang membuatku berlari, berlari mengejarmu, berlari untuk bisa sepertimu.
Aku benar-benar mengagumi kemampuanmu. Kemampuan yang begitu hebat hingga menghasilkan karya yang indah.
Aku tahu kemampuan kita memang terpaut jauh, namun sejak itu, kubulatkan tekad bahwa aku akan usaha super keras untuk meningkatkan kemampuanku agar bisa menyamai atau bahkan melampauimu. Kalau tidak bisa, ya setidaknya meski di belakangmu jarak kita tidak jauh-jauh amat.
Kuasah betul kemampuanku. Tak peduli jelek, bagus, panjang, pendek, kacau, atau rapi aku selalu memposting karyaku dengan percaya diri. Sebetulnya bukan percaya diri sih, ini lebih ke cuek. Ya kalau karyaku bagus, aku akan percaya diri. La ini masih gak karuan, jadinya aku cuek, masa bodo aja.
Waktu terus berjalan. Sudah kuhasilkan banyak karya meski kusadari dan kuakui banyak yang tak memuaskan. Namun tak begitu kupedulikan. Karena kuyakin, ya beginilah yang namanya berproses. Jatuh bangun tak karu-karuan.
Bicara soal kamu, jarang sekali muncul karya-karyamu. Aku tak mengerti kenapa. Padahal kemampuan sudah sedemikian hebat. Bukankah lebih mudah menghasilkan karya? Ah, aku tak tahu. Biar itu jadi urusanmu. Yang penting di sini aku selalu berlari melatih kemampuan.
Kamu pun mulai menyadari karyaku. Pujian dan semangat tak henti kau teriakkan. Aku mulai merasa besar. Bahkan ketika kau ucap iri padaku, aku langsung terbang tinggi. Akhirnya. Tak sia-sia juga kuterus berlari.
Namun semua sirna tatkala kulihat karya-karyamu. Memang jumlahnya kalah jauh dariku, tapi kualitasnya sungguh begitu hebat. Indah, sangat indah. Sejenak kuterdiam, dengan wajah mengkerut. Karyamu masih begitu memukau. Karya yang belum bisa kumembuatnya. Ternyata jarak kita masih jauh. Ternyata lariku kurang kencang. Ternyata diam-diam kau juga terus berlari. (8-1-15)











http://sekarangbelajaryuk.blogspot.co.id/

Comments

Popular posts from this blog

GADIS KECIL ITU

Semua nampak senang berfoto dengan teman ataupun keluarga mereka dengan balutan toga putih hijau. Ya, hari ini adalah hari wisuda mereka. Namun tidak dengan Tutik. Tak ada satupun keluarganya yang datang. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, namun hanya raut bahagia dari teman-temannya dan keluarga mereka yang nampak. Tiba-tiba saja salah seorang teman Tutik mengajak berfoto. Tutik tersenyum. Namun hatinya tidak. *** Tutik rebahkan badannya di kasur kamar. Ia pandangi langit-langit kamar sambil memikirkan acara wisudanya tadi. Sejurus kemudian Tutik ambil hpnya dan membuka facebook . Ia tuliskan ‘hari yang bahagia (harusnya), wisuda yang bahagia (harusnya), keluarga yang bahagia (harusnya)’ *** Aku kaget melihat status Tutik. Tutik yang selama ini kukenal tegar tiba-tiba jadi rapuh. Aku hanya sedikit menyesalkan apa yang Tutik lakukan. Dia boleh sedih namun lebih baik tidak menampakkannya, apalagi mengumbarnya. Aku yakin Allah sudah menyiapkan pahala yang tera

BERMAIN PING PONG (1)

BERMAIN PING PONG (1) Bismillah, budaaaall..!! Ping pong, atau pimpong, entahlah. Tapi aku lebih suka menyebutnya pimpong karena mudah mengejanya. Meski sepertinya yang bener adalah ping pong, hehe. Bermain ping pong begitu menyenangkan. Banyak sekali variasi pukulan yang bisa dilakukan. Tidak seperti tenis dan bulu tangkis, yang meski tampak mirip, namun variasi pukulannya tidak sekaya ping pong. Contoh mudahnya pukulan pelintir. Di ping pong, variasi ini jelas begitu penting. Bentuknya pun sangat beraneka ragam. Ada yang pelintir ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, putar diagonal, dll. Dan variasi pelintir ini tidak ada di bulu tangkis dan tenis. Dalam ping pong, servis begitu menentukan hasil akhir permainan. Bisa saja, orang yang tidak bisa menyemash tapi lihai melakukan servis mematikan akan mengalahkan orang yang tidak bisa mengembalikan servisnya meski orang itu bisa menyemash dahsyat. Karenanya, jika ingin jago bermain ping pong, perbaiki dulu teknik serv

HAI NGEBLOG

Hai ngeblog. Kamu apa kabarnya? Hahaha. Lama banget gak ketemu. Sebegitu sibuknya ya? Hmmm. Gak inget apa kamu soal cita-citamu dulu? Cita-cita untuk jadi penulis handal, cita-cita untuk punya buku yang dijual di gramedia supaya bisa bangga banget kalo lagi ngajak temen ke sana, cita-cita untuk merubah dunia lewat tulisan, cita-cita untuk memotivasi murid-muridmu yang –menurutmu- butuh banget dimotivasi, cita-cita untuk menghibur orang lewat cerita konyol, cita-cita untuk bisa terus bermanfaat bagi orang meski kelak sudah tiada, cita-cita untuk terus-terusan nulis sehari sekali meski tulisannya sejelek apapun, cita-cita untuk jadi seorang guru yang juga dikenal karena aktif menulis. Loh, kok malah senyum aja? Dijawab dong pertanyaanku! Ah, kamu. Tetep aja kayak gitu. Mudah semangat, tapi lebih mudah lagi turunnya -_- Oh iya. Kamu kan juga semangat nulis karena seorang cewek ya. Tiap tulisanmu kamu kirim ke dia, terus nyuruh dia buat ngasih nilai. Yang katamu itu buat