Mengajar bukan
hal yang sederhana. Tak cukup seseorang itu pintar dan dipastikan dia akan
mengajar dengan baik. Mengajar adalah sebuah seni. Seni dari seorang seniman
(guru) membuat karya yang hebat (siswa yang bisa menikmati pelajaran). Dan ini
sama sekali bukan pekerjaan mudah. Karena di dalam kelas ada banyak siswa yang
punya karakter berbeda-beda. Di sinilah tugas guru, yaitu bagaimana membuat
semua siswa semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Agar siswanya bisa
semangat, guru harus memperhatikan apa-apa yang disukai siswanya.
Diantaranya,
siswa itu suka jika semua pekerjaannya dihargai. Seperti setiap catatannya,
setiap tugasnya, dan setiap semua yang diperintahkan guru. Jadi rekaplah
semuanya. Misalkan satu pertemuan nulis satu catatan, ya hitunglah itu satu.
Jika satu semester ada 15 catatan, ya hitunglah itu 15 catatan. Begitu juga
dengan tugas atau misalkan ada praktek, lakukan hal serupa seperti catatan.
Agar lebih mudah merekapnya, berilah tanda tangan pada setiap catatan atau
tugas yang sudah diselesaikan. Jadi merekapnya tinggal melihat dari jumlah
tanda tangan. Agar tak campur antara catatan dan tugas, setelah tanda tangan
berilah kode khusus di sampingnya. Misal huruf ‘C’ untuk catatan dan huruf ‘T’
untuk tugas. Tapi memang seperti ini membutuhkan kerja ekstra dari seorang
guru. Satu siswa saja catatan dan tugasnya ada banyak. Sedangkan jumlah siswa juga tidak sedikit. Ya inilah
memang tantangannya. Jangan bilang bahwa guru adalah yang berkuasa di kelas.
Sebenarnya gurulah yang bertugas melayani seisi kelas.
Hal
berikutnya yang disukai siswa adalah menyanyi. Misalkan anda adalah guru Bahasa
Arab, buatlah lagu khusus berbahasa Arab yang dinyanyikan setiap memulai
pelajaran. Lagunya jangan yang sulit, buatlah lagu yang mudah dinyanyikan dan
bisa menumbuhkan semangat. Agar siswa respek dengan anda, buatlah lagu yang
orisinil, atau murni hasil ciptaan sendiri. Namun ini jika bisa dilakukan. Jika
tidak ya tidak masalah. Ini hanya Agar siswa berpikir “Wah, guruku hebat!”,
hehe.
Siswa
juga menyukai bermain. Bisa itu permainan pembelajaran atau bermain lewat kuis.
Misal itu dilakukan setiap 4 pertemuan. Gunakan momen ini bukan hanya agar
siswanya bisa semangat mengikuti pembelajaran, tapi juga gunakan sebagai ajang
evaluasi dari materi-materi yang telah diajarkan. Contohnya guru mengadakan
kuis setelah 4 pertemuan. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setelah
itu guru mengajak semua siswa berkompetisi dalam menjawab soal yang diberikan.
Bagi yang bisa menjawab benar akan diberikan poin tambahan. Persis seperti
kuis-kuis yang ada di tv. Karena dengan kuis, siswa akan lebih semangat
menjawab soal yang diberikan agar bisa menang dari yang lain. Tapi ingat, kalau
bisa materi kuis ini berasal dari materi yang sudah-sudah. Jadi selain membuat
siswa antusias menjawab soal, soal ini juga menjadi ajang evaluasi untuk materi
yang sudah-sudah. Beri apresiasi bagi yang menang. Entah itu hadiah berupa
buku, uang, atau lainnya. Agar siswa merasa tak sia-sia sudah memenangkan kuis.
Buat juga
satu pertemuan khusus yang di sana tidak ada materi yang diberikan. Isinya
hanya hiburan bagi siswa. Bisa itu nonton film, pergi ke suatu tempat, guru
menyampaikan cerita-cerita lucu, guru dan siswa melakukan tebak-tebakan, atau
hiburan-hiburan lain. Pokoknya inti dari kegiatan ini adalah untuk menghibur
siswa. Menghibur siswa dari penatnya belajar. Tapi kegiatan ini lakukan
sesekali saja. Misal untuk satu semester cukup sekali.
Juga
jangan pelit-pelit memberi nilai. Kalau memang tugasnya lengkap, catatan
lengkap, kehadiran lengkap, ya kasih nilai yang bagus. Juga ketika membuat soal
untuk ujian, buatlah soal yang tingkat kesulitannya rendah, agar siswa nilainya
bisa bagus-bagus. Karena dengan dapat nilai bagus, siswa akan puas dan bahagia.
karena dengan dapat nilai bagus, siswa akan menjadi percaya diri dan
beranggapan bahwa pelajaran ini mudah. Dan jika siswa sudah beranggapan
pelajaran ini mudah, tidak akan ada lagi ketakutan dalam dirinya akan pelajaran
ini. Jadi ketika ada anak yang sebenarnya cukup pintar tidak mendapatkan nilai yang
jelek. Padahal sebenarnya itu bukan salah dia, tapi salah guru yang terlalu
sulit membuat soal ujian. Terus bagaimana jika banyak anak dapat nilai 100? Ya
sudah, jangan bingung. Ya itu nilai mereka. Meski mungkin banyak guru sinis “kok
mudah banget sih bukan soal”. Ya sudah biarkan. Tugas guru kan melayani siswa,
bukan melayani guru lain, hehe.
Dan
terakhir, apapun usaha guru dalam mengajar, buatlah siswa itu menyukai guru.
Dan yakinlah, meski catatannya banyak, tugasnya banyak, prakteknya juga berkali-kali,
tapi jika dikemas dengan kemasan yang menarik, siswa tidak akan pernah ada
masalah dengan itu. Dan juga, jangan buat siswa membenci gurunya. Karena jika
dia sudah benci gurunya, maka apapun yang dilakukan gurunya pasti tidak
disukainya. Sekreatif dan semenarik apapun pembelajarannya, dia akan tetap
malas. Jadi jika ada siswa yang benci dan marah, seorang guru harus segera
menyelesaikannya. Dan ingat, guru tidak boleh ingkar janji. Misal dia berkata
akan mentraktir seisi kelas jika semua siswa nilainya bagus-bagus, ya guru
harus menetapi janjinya. Apapun alasannya, siswa gak akan mau tahu, pokoknya
guru harus menetapi janjinya. Dan paling penting, guru itu bukan yang paling
berkuasa di kelas, bukan yang bisa datang terlambat seenaknya, keluar dari kelas
lebih cepat seenaknya, sesukanya menyuruh siswa untuk melakukan ini itu untuk
kepentingan pribadinya (contoh menyuruh membelikan makanan atau jajan),
seenaknya tidak meminta maaf jika melakukan kesalahan, mengajar seadanya
pokoknya masuk, intinya bertindak seenaknya. Karena pada hakikatnya, guru
adalah yang melayani siswa, bukan malah siswa yang melayani guru J
Semoga
bermanfaat dan maaf atas tutur kata yang tak patut J (30-11-2015)
http://sekarangbelajaryuk.blogspot.co.id/
Ide_idenya masuk pak,, keren ,,100
ReplyDeletealhamdulillah, trims pak :)
ReplyDelete