Bismillah, budaaaall..!!
Kubawa lilin ini
dengan sangat hati-hati karena sinarnya yang sudah hampir redup. Kujalan
teramat pelan, kututupi dengan tangan dari arah datangnya angin supaya tak
padam.
Tolong, jangan
padam dulu. Masih banyak cerita yang belum tersampaikan. Kemana lagi akan aku
kubawa cerita ini kalau tidak denganmu.
Aku tahu keadaanmu memang kritis. Tapi kamu jangan sampai
patah semangat. Kamu masih bisa, masih ada kesempatan. Tolong, kuatlah.
Setidaknya untuk sebentar lagi saja.
Tiba-tiba sinarmu begitu redup. Aku takut, bahkan teramat
takut. Aku belum siap tuk kehilanganmu. Tolong, bertahanlah. Sebentar saja.
Kita hampir sampai. Tak terasa air mata sudah mengucur deras.
Selangkah lagi. Ya, tinggal selangkah lagi saja sampai. Namun
saat kuarahkan pandanganku, kau sudah tiada. Sinarmu benar-benar padam.
Kumasih diam terpaku. Tak percaya akan semua ini. Mataku
masih terbelalak kaget memandangnya. Mulutku masih terbuka sedari tadi.
Kuelus batangmu perlahan. Kemudian kutaruh di tanah dengan
lembut. Maaf, tak bisa menjagamu dengan baik. Maaf, selalu memaksakanmu untuk
berbagai hal. Maaf, tak pernah peduli usaha kerasmu. Maaf. Maaf. (5-1-16)
http://sekarangbelajaryuk.blogspot.co.id/
Comments
Post a Comment