Skip to main content

PEMIMPI VS TEMANNYA


Teman:     Pemimpi bodoh! Terus saja bermimpi. Mimpimu tak akan pernah terkabul. Sungguh sia-sia waktumu
Pemimpi:  Iya, aku memang pemimpi bodoh. Tapi tolong biarkanlah aku bermimpi. Toh, ini sama sekali tak ada kaitannya denganmu. Jadi mengapa kau begitu ikut campur dengan urusanku?
Teman:     Aku gak bermaksud ikut campur bro. Hanya sekedar mengingatkan. Banyak temanku bermimpi muluk-muluk namun akhirnya kecewa, bahkan sungguh menderita. Cita-citanya tak pernah terkabul. Dia hidup menderita.
Pemimpi: Sabar dulu bro. Jangan terlalu dini menghakimi. Pemimpi tanpa tindakan sama saja bukan pemimpi. Tapi percayalah, aku pemimpi yang juga bertindak untuk mewujudkan mimpiku. Aku sadar, mimpiku begitu tinggi. Tapi percayalah, tekadku juga tak kalah tinggi. Aku siap jatuh bangun demi mimpi ini. Aku siap bekerja begitu keras demi mimpi ini. Karena aku tahu, mimpi yang tinggi juga butuh kerja keras yang begitu tinggi pula.
Teman:     Terus jika usahamu sudah begitu keras namun mimpimu tak pernah terwujud. Gimana coba?
Pemimpi:  Iya, kau benar sobat. Aku juga begitu mengkhawatirkannya. Tapi selama kemungkinan itu belum mencapai 0%, aku akan terus menjaga semangat ini untuk menggapai mimpiku. 
Teman:     Apa yang paling kau takutkan untuk mimpimu? Rintangan kah? Cemoohan kah? 
Pemimpi: Bukan bro. Bukan itu semua. Yang paling aku takutkan, aku tak lagi punya semangat membara meraih mimpiku. Tak punya lagi rasa percaya diri bahwa aku bisa menggapainya. Karena dengan semangat membara akan menaklukkan segala rintangan, halangan, dan cemoohan yang ada. Tak peduli sebesar apapun rintangan yang dihadapi, itu tak akan jadi masalah. Namun jika semangat ini telah hilang, bahkan rintangan yang begitu remeh sekalipun akan dengan mudahnya membuatku putus asa.
Teman:     Di balik semua rasa jengkelku padamu, sebenarnya aku iri padamu bro. Iri pada pemimpi. Iri menjadi pemimpi juga.
Pemimpi: Mimpi membuatku hidup bro. Aku punya arah di hidupku. Aku tau kemana aku ingin pergi. Aku tau apa yang harus kulakukan. Aku tau mana yang tidak boleh aku lakukan.
Teman: Apa sih yang membuatmu bermimpi? Awal kali bermimpi?
Pemimpi: sebenarnya simpel bro. Aku iri pada anak-anak TK. Ketika ditanya guru mereka tentang cita-citanya apa. Mereka dengan lantang, tegas, dan penuh percaya diri bilang, ''PRESIDEN!!'', ''PILOT!!'', ''ASTRONOT!!''. Sungguh mimpi yang benar-benar indah. Sungguh mimpi yang tak pernah kudengar dari orang-orang dewasa di sekitarku. Selalu saja ketika ditanya tentang mimpi, mereka menjawab, ''aku ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain''. Brooooo!!! Tukang sampah juga bermanfaat bagi orang lain. Mau kau jadi tukang sampah? Itukah cita-citamu? Atau kadang mereka bilang, ''kalo aku gak muluk-muluk mimpi ini mimpi itu. Biarlah semua mengalir seperti air''. Biarlah mengalir???? Terus kalo kau jadi tukang sampah karena itu sudah mengalir dan kau juga ikhlas gitu??? Helloooowwwww!!! Ah, terserahlah. Aku tak ikut campur dengan urusan mereka. Jadi mereka juga sama sekali tak boleh mengusik mimpiku, cita-citaku, keinginan indah ini. Cukup diam dan tunggu apa yang terjadi. (5-11-2015)


Bismillah, budaaaall..!!
Sekarangbelajaryuk.blogspot.co.id


Comments

Popular posts from this blog

GADIS KECIL ITU

Semua nampak senang berfoto dengan teman ataupun keluarga mereka dengan balutan toga putih hijau. Ya, hari ini adalah hari wisuda mereka. Namun tidak dengan Tutik. Tak ada satupun keluarganya yang datang. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, namun hanya raut bahagia dari teman-temannya dan keluarga mereka yang nampak. Tiba-tiba saja salah seorang teman Tutik mengajak berfoto. Tutik tersenyum. Namun hatinya tidak. *** Tutik rebahkan badannya di kasur kamar. Ia pandangi langit-langit kamar sambil memikirkan acara wisudanya tadi. Sejurus kemudian Tutik ambil hpnya dan membuka facebook . Ia tuliskan ‘hari yang bahagia (harusnya), wisuda yang bahagia (harusnya), keluarga yang bahagia (harusnya)’ *** Aku kaget melihat status Tutik. Tutik yang selama ini kukenal tegar tiba-tiba jadi rapuh. Aku hanya sedikit menyesalkan apa yang Tutik lakukan. Dia boleh sedih namun lebih baik tidak menampakkannya, apalagi mengumbarnya. Aku yakin Allah sudah menyiapkan pahala yang tera

BERMAIN PING PONG (1)

BERMAIN PING PONG (1) Bismillah, budaaaall..!! Ping pong, atau pimpong, entahlah. Tapi aku lebih suka menyebutnya pimpong karena mudah mengejanya. Meski sepertinya yang bener adalah ping pong, hehe. Bermain ping pong begitu menyenangkan. Banyak sekali variasi pukulan yang bisa dilakukan. Tidak seperti tenis dan bulu tangkis, yang meski tampak mirip, namun variasi pukulannya tidak sekaya ping pong. Contoh mudahnya pukulan pelintir. Di ping pong, variasi ini jelas begitu penting. Bentuknya pun sangat beraneka ragam. Ada yang pelintir ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, putar diagonal, dll. Dan variasi pelintir ini tidak ada di bulu tangkis dan tenis. Dalam ping pong, servis begitu menentukan hasil akhir permainan. Bisa saja, orang yang tidak bisa menyemash tapi lihai melakukan servis mematikan akan mengalahkan orang yang tidak bisa mengembalikan servisnya meski orang itu bisa menyemash dahsyat. Karenanya, jika ingin jago bermain ping pong, perbaiki dulu teknik serv

HAI NGEBLOG

Hai ngeblog. Kamu apa kabarnya? Hahaha. Lama banget gak ketemu. Sebegitu sibuknya ya? Hmmm. Gak inget apa kamu soal cita-citamu dulu? Cita-cita untuk jadi penulis handal, cita-cita untuk punya buku yang dijual di gramedia supaya bisa bangga banget kalo lagi ngajak temen ke sana, cita-cita untuk merubah dunia lewat tulisan, cita-cita untuk memotivasi murid-muridmu yang –menurutmu- butuh banget dimotivasi, cita-cita untuk menghibur orang lewat cerita konyol, cita-cita untuk bisa terus bermanfaat bagi orang meski kelak sudah tiada, cita-cita untuk terus-terusan nulis sehari sekali meski tulisannya sejelek apapun, cita-cita untuk jadi seorang guru yang juga dikenal karena aktif menulis. Loh, kok malah senyum aja? Dijawab dong pertanyaanku! Ah, kamu. Tetep aja kayak gitu. Mudah semangat, tapi lebih mudah lagi turunnya -_- Oh iya. Kamu kan juga semangat nulis karena seorang cewek ya. Tiap tulisanmu kamu kirim ke dia, terus nyuruh dia buat ngasih nilai. Yang katamu itu buat