Skip to main content

MISTER FARIS

MISTER FARIS
Adegan 1:   Guru masuk kelas disambut ucapan salam dari siswa. Kemudian mengisi daftar hadir dan menyuruh mereka menyanyikan lagu bahasa Arab (قهوة). Setelah itu, memperingatkan siswa agar tidak makan atau minum sambil berdiri. Dan juga tidak boleh memakai tangan kiri. Guru pun keluar kelas diiringi salam dari siswa.
Adegan 2:  Guru mendapati salah seorang siswa yang makan sambil berdiri. Dia pun menjewer telinga anak itu dan menyentilnya sebanyak 5 kali. (adegan siswa ketahuan makan sambil berdiri dan adegan guru menjewer akan dipause, dan ada narator yang menjelaskan apa yang terjadi)
Adegan 3:  guru mendapati salah seorang siswa minum dengan tangan kiri. Awalnya siswa itu bingung akan apa kesalahannya karena dia sudah minum sambil duduk. Tapi kemudian dia sadar bahwa dia minum dengan tangan kiri. Guru pun menyentilnya sebanyak 5 kali (adegan siswa ketahuan minum dengan tangan kiri dan guru menyentil siswanya akan dipause, da nada narator yang menjelaskan apa yang terjadi).
Adegan 4:  guru membawa makanan dan akan memakannya sambil berdiri. Sebelumnya dia menoleh ke kanan dan ke kiri dulu untuk memastikan tidak ada yang melihatnya. Sesudah dipastikan aman, dimakannya makanan itu sambil berdiri. Tapi tiba-tiba siswa-siswa muncul dan mengagetkannya sambil berkata, “hayooooo, pak Faris kok makan sambil berdiri!!!”. “iya, maaf. Gini aja wes, saya akan kasih masing-masing dari kalian uang 5 ribu. Ini sebagai hukuman untuk saya karena sudah makan sambil berdiri”, jawab guru.
                 Adegan dipause dan ada narator yang memberitahukan hikmah dari cerita di atas. Bahwa guru juga tidak luput dari kesalahan. Meski yang salah guru, juga harus tetap diingatkan. Namun caranya harus yang sopan. Jangan seperti apa yang ada di drama ini. Karena ini hanya hiburan semata J (19-11-2015)


Bismillah, budaaaall..!!

http://sekarangbelajaryuk.blogspot.co.id/

Comments

Popular posts from this blog

GADIS KECIL ITU

Semua nampak senang berfoto dengan teman ataupun keluarga mereka dengan balutan toga putih hijau. Ya, hari ini adalah hari wisuda mereka. Namun tidak dengan Tutik. Tak ada satupun keluarganya yang datang. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, namun hanya raut bahagia dari teman-temannya dan keluarga mereka yang nampak. Tiba-tiba saja salah seorang teman Tutik mengajak berfoto. Tutik tersenyum. Namun hatinya tidak. *** Tutik rebahkan badannya di kasur kamar. Ia pandangi langit-langit kamar sambil memikirkan acara wisudanya tadi. Sejurus kemudian Tutik ambil hpnya dan membuka facebook . Ia tuliskan ‘hari yang bahagia (harusnya), wisuda yang bahagia (harusnya), keluarga yang bahagia (harusnya)’ *** Aku kaget melihat status Tutik. Tutik yang selama ini kukenal tegar tiba-tiba jadi rapuh. Aku hanya sedikit menyesalkan apa yang Tutik lakukan. Dia boleh sedih namun lebih baik tidak menampakkannya, apalagi mengumbarnya. Aku yakin Allah sudah menyiapkan pahala yang tera

BERMAIN PING PONG (1)

BERMAIN PING PONG (1) Bismillah, budaaaall..!! Ping pong, atau pimpong, entahlah. Tapi aku lebih suka menyebutnya pimpong karena mudah mengejanya. Meski sepertinya yang bener adalah ping pong, hehe. Bermain ping pong begitu menyenangkan. Banyak sekali variasi pukulan yang bisa dilakukan. Tidak seperti tenis dan bulu tangkis, yang meski tampak mirip, namun variasi pukulannya tidak sekaya ping pong. Contoh mudahnya pukulan pelintir. Di ping pong, variasi ini jelas begitu penting. Bentuknya pun sangat beraneka ragam. Ada yang pelintir ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, putar diagonal, dll. Dan variasi pelintir ini tidak ada di bulu tangkis dan tenis. Dalam ping pong, servis begitu menentukan hasil akhir permainan. Bisa saja, orang yang tidak bisa menyemash tapi lihai melakukan servis mematikan akan mengalahkan orang yang tidak bisa mengembalikan servisnya meski orang itu bisa menyemash dahsyat. Karenanya, jika ingin jago bermain ping pong, perbaiki dulu teknik serv

HAI NGEBLOG

Hai ngeblog. Kamu apa kabarnya? Hahaha. Lama banget gak ketemu. Sebegitu sibuknya ya? Hmmm. Gak inget apa kamu soal cita-citamu dulu? Cita-cita untuk jadi penulis handal, cita-cita untuk punya buku yang dijual di gramedia supaya bisa bangga banget kalo lagi ngajak temen ke sana, cita-cita untuk merubah dunia lewat tulisan, cita-cita untuk memotivasi murid-muridmu yang –menurutmu- butuh banget dimotivasi, cita-cita untuk menghibur orang lewat cerita konyol, cita-cita untuk bisa terus bermanfaat bagi orang meski kelak sudah tiada, cita-cita untuk terus-terusan nulis sehari sekali meski tulisannya sejelek apapun, cita-cita untuk jadi seorang guru yang juga dikenal karena aktif menulis. Loh, kok malah senyum aja? Dijawab dong pertanyaanku! Ah, kamu. Tetep aja kayak gitu. Mudah semangat, tapi lebih mudah lagi turunnya -_- Oh iya. Kamu kan juga semangat nulis karena seorang cewek ya. Tiap tulisanmu kamu kirim ke dia, terus nyuruh dia buat ngasih nilai. Yang katamu itu buat