RUBIK
Ada yang menyebutnya rubik, ada juga yang bilang
kubus. Namun aku lebih suka menyebutnya rubik. Ini dia penampakannya:
Gambar
rubik 2x2, 3x3, 4x4, 5x5, 6x6, dan 7x7
Mungkin banyak orang menyebutnya mainan. Halah,
tinggal memutar ini ke situ, bagian ini ke sana, pokoknya putar terus sampe
jadi. Tapi bagiku tidak. Itu bukan sekedar mainan tapi permainan otak. Karena
banyak ketentuan-ketentuan yang harus dipahami agar berhasil. Ada rumus yang
harus digunakan. Masing-masing rumus digunakan pada keadaan yang berbeda-beda.
Dan itu sangat butuh mikir. Gak sekedar putar ini ke situ, balik ini ke sana.
Teringat dulu waktu kuliah. Aku membeli rubik 3x3
dan membawanya ke kampus. Di kelas aku memainkannya sampe berhasil membuat
salah satu sisi mempunyai warna yang sama. Aku pun sangat bangga dan beberapa
teman memujiku.
Sampai beberapa saat kemudian, ketika aku dan
teman-teman pergi ke suatu tempat dengan mengendarai sepeda. Aku melihat
temenku cewek memainkan rubik 3x3 sambil dibonceng. Aku begitu kaget ketika dia
berhasil membuat 2 siswi memiliki warna yang sama. Gilaaa nih cewek. Aku satu
sisi aja sudah mentok dan berpikiran mustahil seseorang bisa membentuk 2 sisi
yang sama warnanya. Eh, nih cewek berhasil.
Sampai di tempat tujuan, aku bertanya padanya,”
weh iso 2 sisi rek. Yokpo se carane?”. “ono rumuse ris. Gak iso lek tanpa
rumus. Iki aku proses gae kabeh sisi warna e podo”, jawabnya. “heeee. Aku
ndelok 2 sisi ae wes kaget. Malah kate kabeh sisi. Mosok see?”, timbalku. “iyo,
temenan ris. Entenono lek gak percoyo”, pungkasnya. Aku pun menunggu
Tak lama kemudian, dia sudah berhasil membuat
semua sisi rubik berwarna sama. Gilaaaa. Jujur, waktu itu aku bener-bener
kaget. Ini pertama kalinya aku melihat seseorang bisa membuat semua sisi rubik
berwarna sama yang mana aku pikir itu tidak mungkin terjadi.
Aku minta dia mengajariku tapi dia bilang butuh
banyak waktu untuk menjelaskannya. “kapan-kapan ae ris. Waktue gak
nutut”,jelasnya. Tapi dia memberiku usul agar aku pergi ke rumahnya mas Fauzi
saja, temen seangkatan yang mengajari dia.
Besoknya aku langsung pergi ke rumah mas Fauzi.
Rumahnya di daerah Sawojajar. Padahal aku sendiri tidak akrab sama dia, bahkan
bisa dibilang tidak kenal. Tapi bermodal nekat ingin bisa maen rubik, aku pun
meluncur ke rumahnya.
Sampai di sana, aku sampaikan maksudku
kedatanganku, dan dia pun mulai mengajariku. Ternyata ada banyak
tahapan-tahapan yang harus dilalui. Dan masing-masing tahapan butuh waktu yang
tak sedikit. Belum lagi ada rumus-rumusnya. Dan setiap tahapan punya rumus yang
berbeda-beda dan tiap rumus digunakan pada keadaan yang berbeda-beda.
Aku mencermati betul semua penjelasannya. Yang tak
kupahami langsung kutanyakan. Belum paham pada satu hal, aku minta dia jelaskan
lagi dan tidak melanjutkannya dulu sebelum aku paham.
Kucatat semua rumus yang diberikan, lengkap dengan
kapan penggunaannya. Setelah kurasa cukup, aku
pun ijin pulang. Karena dia sendiri sepertinya juga ada kegiatan yang harus
dilakukan.
Aku pulang ke rumah dengan hati suka cita. Karena
sedari pagi aku sudah masang target. Pokok’e dino iki aku kudu wes berhasil
nuntasno rubik. Dan target itu sudah hampir terwujud. Oh yeah J
Sampai rumah, aku langsung mencoba menaklukan si
rubik. Jari-jari bergerak lihai memutar-mutar bagian rubik ke sana ke mari
sambil memelototi secarik kertas yang berisi rumus-rumus.
Karena baru awal, tak jarang setelah sampai pada
tahap-tahap akhir, eh ternyata gagal. Terpaksa harus mengulang lagi dari tahap
awal. Ngulang lagi, eh gagal lagi. Ya gitulah lika-likunya.
Alhamdulillah, setelah berkali-kali mencoba, akhirnya
aku berhasil. Rubik itu nampak anggun dengan sisi-sisinya yang punya warna
sama. Aku memandanginya sampai waktu yang cukup lama, menikmati hasil kerja
kerasku. Dan aku Masih tak percaya aku sanggup melakukannya. Yes, I did it
!! (29-10-2015)
Bismillah,
budaaaall..!!
Sekarangbelajaryuk.blogspot.co.id
Comments
Post a Comment