Skip to main content

PELATIHAN JURNALISTIK (2)


Tak lama kemudian, 5 nasi goreng pun datang. Seorang ibu memberikannya dengan menaruhnya di meja paling ujung yang kebetulan itu tempatku berada. 5 piring nasi goreng sudah berada di depanku, dan salah seorang siswi ingin mengambilnya namun kucegah. ''yang bisa menyebutkan 5 kata kerja bahasa inggris beserta artinya baru saya kasih makannya'', tuturku. Hahaha. Biarlah meski ini gak di kelas. Aku yang membawa mereka ke sini, aku juga yang mengatur mereka. Hehe.
Setiap siswi pun menyebutkan 5 kosakata sesuai seperti instruksiku. Melakukannya cukup mudah karena aku membolehkan menyebutkan kosakata yang sudah disebutkan temannya. Kasihan, wajah mereka sudah begitu melas.
Kira-kira jam 10 kurang 10-an, kita baru balik ke tempat acara. Alhamdulillah, materi tentang jurnalistik belum dimulai. Padahal kita makan tadi memakan waktu yang cukup lama.
Pembicara melakukan sebuah games. Entah gimana gamesnya. Sampe sana, tau-tau peserta sudah disuruh menghitung jumlah jawaban yang benar dari soal yang ditanyakan. Hasilnya, bagi yang jawaban benarnya paling banyak, berarti dia termasuk golongan orang yang pintar, kreatif, dll. Bagi yang jawaban benarnya tak banyak tapi juga tak sedikit, berarti dia termasuk golongan yang percaya diri namun sembrono. Bagi yang jawaban benarnya sedikit, berarti masih kurang percaya diri, dll.
Jam 10 lebih sekian materi jurnalistik pun dimulai. Pematerinya adalah mas Doi Nuri. Beliau lulusan Unisma; guru SMP PGRI 03 Malang; seorang penulis yang sudah menghasilkan 6 buku; suka puisi, musik, dan teater; seorang yang punya prinsip begitu kuat.
Beliau termasuk pemateri yang kusuka. Karena bukan hanya pintar menjelaskan tentang teori jurnalistik namun juga telah menulis 6 buku. Jadi bukan hanya teorinya saja yang paham tapi juga telah mempraktekkannya dengan baik. Tak sekedar omong doang.
Orang ini termasuk tipe pembicara yang kusuka. Meski awalnya cukup membosankan, namun ketika sudah masuk cerita-cerita pengalamannya begitu seru. Beliau begitu apa adanya menceritakan semuanya, bahkan kisah jeleknya sekalipun. Dan banyak kata yang diucapkan adalah dari bahasa jawa. Jadi ceritanya begitu mengena di hati.
Ada satu tema yang begitu menarik para peserta. Tema percintaan. Sudah pasti tema ini begitu menarik, pesertanya masih muda-muda, baik itu dari SMP atau SMA. Sedikit contoh yang dikatakannya adalah cewek itu makhluk paling gak masuk akal dan cowok adalah makhluk paling aneh. Kok bisa? Cerita ini mungkin bisa menjelaskannya. Ini cerita pengalaman dari pemateri.
Pernah suatu waktu saya dan istri saya pergi ke mall. Masuklah kita ke salah satu toko tas. Setelah dipelajari, dibolak-balik, diraba sana sini, dipertimbangkan matang-matang, dipikirkan cukup lama, pilihan tertuju pada salah satu tas. Tapi ternyata dia malah ingin pergi ke toko lainnya, mungkin ada yang lebih bagus. Oalah mbak yu, mbak yu! Lek ancen gak pengen pindah, yo lapo nang kene sak uwen2. Zzzzttt -_-!!
Beranjaklah kita ke toko lainnya. Hebatnya gak hanya satu toko saja yang dijelajahi. Tapi satu deret toko dari ujung sampe ujung lagi dihampiri. Butuh waktu yang tak sebentar menuntaskannya. Tapi namanya suami, saya harus sabar mendampingi. Namun ternyata pilihan jatuh ke toko pertama yang dikunjungi. Glodaaakkkk!!. Ealah nggeluweteeekkkk. Iso mbalek nang ngarep maneh i. tibak’e nang toko liyane ganok gunane. -__- !!
Sampai di toko pertama, dia menanyakan di mana dompet saya.
dia: mas, dompet sampeyan mana?
Aku: loh, dompetku kan ndek tase samean
Dia: loh, iyo a? kok ganok yo? (mulai tampak gelisah)
Aku: loh, yo gak ruh.
Dia pun menangis, menangis begitu tersedu. Ya Allah, lawong seng ilang iku lo dompetku. Aku ae lo gak susah. Malah bojoku seng nuanges mberok-mberok. Hayoooo kurang aneh piye cobak? Arek wedok iku gak masuk akal kan?
Terus kenapa cowok saya sebut makhluk paling aneh. Udah tau cewek begitu gak masuk akalnya, tapi cowok kok betah banget bertahan, hehe. Gak gak, ini Cuma guyon aja.
Saya dulu termasuk siswa yang paling gak bisa matematika sewaktu SMA. Nilai saya paling jeblok di banding yang lain. Namun ternyata sekarang malah diserahi jabatan yang berkaitan erat dengan matematika. Kok bisa? Ya usaha dong. Usahanya gak main-main, begitu keras dan tiada henti.
Saya punya prinsip. Iso gak iso kudu iso. Loh yokpo se?. tapi ya begitulah prinsip saya. Contoh ketika saya kuliah, saya ingin sesuatu atau ingin menjadi sesuatu. Ya saya harus bisa melakukannya. Iso gak iso kudu iso. Ya apapun jalan menuju ke sana akan saya tempuh. Pokok’e aku kudu iso. Gak nguruss!!.
Saya pernah menjadi penyiar radio. Padahal saya paling demam panggung. Ketika saya berbicara di depan umum, lihat selalu kelu. Kata yang muncul tak karuan, sama sekali tak jelas. Bahasa yang saya sampaikan selalu keblibet atau nyandet-nyandet. Sialnya, saya punya penyakit pelat mengucapkan huruf ‘S’. Pelat sendiri ada 2. Ada kalanya pelat mengucapkan huruf ‘R’ dan ada kalanya pada huruf ‘S’. La saya termasuk yang pelat mengucapkan huruf ‘S’. Terus, bagaimana bisa orang yang pelat mengucapkan huruf ‘S’, ditambah ngomongnya selalu nyandet-nyandet tapi bisa jadi penyiar. Ya kerja keras. Kembali lagi ke prinsip saya. Iso gak iso kudu iso. Yo wes, aku gak ngurus yokpo keadaanku. Pokok’e aku kudu iso.
Kehidupan saya dulu tidak mudah. Pagi ngambil donat kemudian mengantarkannya ke toko-toko untuk dijual. Siang kuliah sampe sore. Sore ikut ngaji sampe isya. Isya ikut teater sampe tengah malam. Bisa dibayangkan betapa capeknya. Tapi banyak hal yang ingin saya capai. Ya inilah konsekuensinya.
Setelah menyampaikan materinya, beliau mempersilahkan 5 orang untuk bertanya. Dan siapa yang bertanya akan mendapat buku yang telah ditulisnya atau kaset cd yang didalamnya terdapat lagu-lagu yang dinyanyikannya. Seingat saya, ada 3 anak dari SMA Darul Qur-an yang bertanya, yaitu Puput, Herdiana, dan Wulan. Maaf jika salah, atau ada yang gak kesebut. Berarti saya lupa, hehe. Lainnya dari sekolah selain Darul Qur-an.
Jam 12-an, materi jurnalistik selesai. Acara dilanjutkan pengenalan tentang IPNU-IPPNU. Sekitar setengah jam kemudian acara benar-benar usai. Semua peserta dan pendamping keluar ruangan membawa kotak kue yang diberikan lagi oleh panitia. Sampai di depan gedung acara, aku baru ingat, kok gak aku abadikan saja para peserta dari sekolah lewat foto. Idealnya ya foto di dalam ruangan acara, di depan background acara. Tapi siswi-siswi sudah terlanjur memakai sepatu semua. Kayaknya, sudah gak mau ribet mencopot dan memakainya lagi. Ya jadilah, kita foto di belakang sepeda, di depan background ‘Haji dan Umroh’. Opo maksude cobak. Yo bah wes. Penting ono dokumentasie.
Setelah aku memoto mereka, aku dan salah satu guru juga ingin difoto. Aku pun minta salah satu siswa dari sekolah lain yang kebetulan ada di depanku untuk memoto kita. Siswi-siswi berteriak padanya, “diitung disek mas”. Juga disaut yang lain, “iyo mas, diitung disek cek iso siap-siap”. Tapi tiba-tiba saja dia bilang, “sudah mas”. Heeee, wes mari moto. Cepete talah. Ngunu yo gak diitung disek’i -__-
Aku langsung melihat hasil fotonya. Ternyata guru yang bersamaku tak nampak wajahnya. Bahkan hanya sebagian tangannya saja yang terlihat. Hahahaha. Sakno e brooooo brooooo!!!!!! Hahahaha :D
Aku pun pulang naek sepeda sama guru itu. Sedang yang lain pulang jalan kaki. Mlakuo ae rek. Cek sehat :D (26-10-2015)

Bismillah, budaaaall..!!
Sekarangbelajaryuk.blogspot.co.id



Comments

Popular posts from this blog

GADIS KECIL ITU

Semua nampak senang berfoto dengan teman ataupun keluarga mereka dengan balutan toga putih hijau. Ya, hari ini adalah hari wisuda mereka. Namun tidak dengan Tutik. Tak ada satupun keluarganya yang datang. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, namun hanya raut bahagia dari teman-temannya dan keluarga mereka yang nampak. Tiba-tiba saja salah seorang teman Tutik mengajak berfoto. Tutik tersenyum. Namun hatinya tidak. *** Tutik rebahkan badannya di kasur kamar. Ia pandangi langit-langit kamar sambil memikirkan acara wisudanya tadi. Sejurus kemudian Tutik ambil hpnya dan membuka facebook . Ia tuliskan ‘hari yang bahagia (harusnya), wisuda yang bahagia (harusnya), keluarga yang bahagia (harusnya)’ *** Aku kaget melihat status Tutik. Tutik yang selama ini kukenal tegar tiba-tiba jadi rapuh. Aku hanya sedikit menyesalkan apa yang Tutik lakukan. Dia boleh sedih namun lebih baik tidak menampakkannya, apalagi mengumbarnya. Aku yakin Allah sudah menyiapkan pahala yang tera

BERMAIN PING PONG (1)

BERMAIN PING PONG (1) Bismillah, budaaaall..!! Ping pong, atau pimpong, entahlah. Tapi aku lebih suka menyebutnya pimpong karena mudah mengejanya. Meski sepertinya yang bener adalah ping pong, hehe. Bermain ping pong begitu menyenangkan. Banyak sekali variasi pukulan yang bisa dilakukan. Tidak seperti tenis dan bulu tangkis, yang meski tampak mirip, namun variasi pukulannya tidak sekaya ping pong. Contoh mudahnya pukulan pelintir. Di ping pong, variasi ini jelas begitu penting. Bentuknya pun sangat beraneka ragam. Ada yang pelintir ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, putar diagonal, dll. Dan variasi pelintir ini tidak ada di bulu tangkis dan tenis. Dalam ping pong, servis begitu menentukan hasil akhir permainan. Bisa saja, orang yang tidak bisa menyemash tapi lihai melakukan servis mematikan akan mengalahkan orang yang tidak bisa mengembalikan servisnya meski orang itu bisa menyemash dahsyat. Karenanya, jika ingin jago bermain ping pong, perbaiki dulu teknik serv

HAI NGEBLOG

Hai ngeblog. Kamu apa kabarnya? Hahaha. Lama banget gak ketemu. Sebegitu sibuknya ya? Hmmm. Gak inget apa kamu soal cita-citamu dulu? Cita-cita untuk jadi penulis handal, cita-cita untuk punya buku yang dijual di gramedia supaya bisa bangga banget kalo lagi ngajak temen ke sana, cita-cita untuk merubah dunia lewat tulisan, cita-cita untuk memotivasi murid-muridmu yang –menurutmu- butuh banget dimotivasi, cita-cita untuk menghibur orang lewat cerita konyol, cita-cita untuk bisa terus bermanfaat bagi orang meski kelak sudah tiada, cita-cita untuk terus-terusan nulis sehari sekali meski tulisannya sejelek apapun, cita-cita untuk jadi seorang guru yang juga dikenal karena aktif menulis. Loh, kok malah senyum aja? Dijawab dong pertanyaanku! Ah, kamu. Tetep aja kayak gitu. Mudah semangat, tapi lebih mudah lagi turunnya -_- Oh iya. Kamu kan juga semangat nulis karena seorang cewek ya. Tiap tulisanmu kamu kirim ke dia, terus nyuruh dia buat ngasih nilai. Yang katamu itu buat