Hari ini aktifitas dimulai terlambat. Dikarenakan
kemaren malamnya begadang nonton bola, setelah bangun tidur jam 5-an, aku tidur
lagi. Padahal jam 8 pagi aku harus mengantarkan 5 siswa untuk ikut acara
”Pelatihan Jurnalistik dan Kepenulisan Sastra” yang digagas Pengurus Anak
Cabang (PAC) Ikatan Putra Nadlatul Ulama (IPNU) - Ikatan Putri-putri Nahdlatul
Ulama (IPPNU).
Jam 7.40 hpku bordering. Ternyata ada
telepon dari sekolah, “pak, sudah ditunggu muridnya”. Segera kumenjawab, “sip”.
Setelah mandi dan persiapan sebentar, aku langsung meluncur ke sekolah. Sampai di
sana kira-kira jam 7.50-an. Ternyata rombongan SMA yang juga diundang untuk
acara itu sudah berangkat duluan. Dan rombongan yang harus kudampingi adalah
anak-anak SMP.
Sepedaku kutaruh di sekolah. Setelah mengambil
beberapa buku dan menitipkannya di salah satu siswi, kita pun berangkat ke MWC
Singosari, tempat acara dengan jalan kaki. Aku memimpin rombongan dengan gerak
kaki yang agak cepat. Karena memang sudah telat. Tapi ternyata yang lain tetap
saja jalan santai hingga jarak antara aku dan mereka agak jauh.
Setelah melewati pinggir jalan, pinggir sungai,
rel kereta api, pasar, dan jembatan penyebrangan, kita pun sampai. Di sana
sudah ada 2 guru pendamping dari SMA asyik ngobrol.
Setelah mengisi daftar hadir peserta,
siswi-siswi SMP mendapatkan sekotak kue dan memasuki tempat acara. Sedang saya
dan 2 guru pergi ke warung terdekat untuk makan. Meski ternyata yang makan Cuma
saya, karena 2 guru itu ternyata sudah makan dulu bersama siswi-siswi SMA
sebelum acara. Saya membeli nasi goreng ditambah es susu, dan mereka memesan
kopi hitam.
Setelah ngobrol ke mana-mana tentang
berbagai macam hal, menghabiskan apa yang telah dipesan, dan membayarnya, kita
balik ke tempat acara. Kira-kira waktu itu jam 9.20-an. Aku rasa kasihan anak
SMP yang belum makan namun harus berpikir mencerna apa yang disampaikan
pemateri. Jadi, kuajak mereka makan dulu setelah mendapat ijin dari panitia.
Di tempat makan, aku memesan 5 nasi goreng
dan 5 es susu kepada salah seorang ibu penjaga warung. Sembari menunggu
datangnya pesanan, kita ngoceh ngalur-ngidul. Tatkala ada anak cowok
dari pesantren lewat, salah seorang siswi menggodanya, “sssssttt sssssttt”. Langsung
saja dia menoleh dan dengan cepat membalikkan lagi pandangannya. Melihat itu 5
siswi ini tertawa lepas. Tak lama kemudian, hal serupa terjadi. Ada anak lewat
dan digoda salah satu siswi. Aku pun langsung mendatangi siswi itu,
menyentilnya, dan berkata, “pisan maneh koyo ngunu, tak selentik peng 3”.
Lama menunggu, pesanan tak datang juga. Aku
pun bertanya pada bapak penjual, “pak, sekul goreng tasik nggoreng a?”. “loh,
wes pesen ta?”, jawabnya. “nggeh sampun ten mbak’e. Pun wau malah”,
timbalku. “wooooo. Gak ngomong !”, ucapnya. Hanya bisa kubalas dengan
senyum melingkar. (25-10-2015)
Bersambung……
Bismillah,
budaaaaall..!!
Sekarangbelajaryuk.blogspot.co.id
Comments
Post a Comment