Skip to main content

LOMBA FRC

20-9-2015
Pagi hari jam 6, armada SMP Darul Qur-an yang terdiri dari 27 cewek dan 3 cowok sudah siap di sekolah untuk kemudian berangkat ke Lawang guna mengikuti Fakhruddin Ar-Razi Competition (FRC) yang diselenggakan di MIT Ar-Roihan, Lawang untuk wilayah Malang. FRC adalah kompetisi studi islam dan matematika yang digagas Majalah Gontor dan Klinik Pendidikan Matematika (KPM) untuk tingkat SD/MI sederajat dan SMP/MTs sederajat. 10 menit kemudian 2 mobil yang akan digunakan datang. Setelah mendengarkan pesan-pesan dari pembina dan doa bersama, mereka didampingi 2 pembina berangkat menuju Lawang. Ternyata keadaan di 2 mobil jauh berbeda. Satu mobil yang kebanyakan diisi anak kelas IX selalu ramai oleh ocehan, sedang satunya yang diisi maoritas anak kelas VII begitu sunyi. Sampai di sana, masing-masing siswa mengisi daftar hadir dan mendapatkan kartu peserta yang dikalungkan di leher. Sejam kemudian barulah acara dimulai. Diawali dengan upacara dan dilanjutkan mendengar petuah-petuah sang pembawa acara. Setelah itu setiap siswa dipanggil dengan nama lengkapnya beserta sekolah asal. Yang namanya dipanggil harus maju ke depan. Setelah semua siswa dalam 1 ruangan lengkap, barulah mereka disuruh masuk ruangan. Ada ruangan yang diisi anak kelas VII semua, ada yang kelas VII dan kelas VIII, dan ada pula yang diisi kelas IX dan kelas IV. Kompetisi dimulai, panitia memberi waktu 2 jam. Jam 11 waktu itu habis, para siswa kembali ke guru sambil mengeluh, "paaakkk/buuuuuu. soale wangeeeelll!!". Beberapa bertanya ke guru tentang jawaban dari soal nomer sekian setelah soalnya diberikan. Namun lebih banyak lagi tak menanyakannya. Setelah makan nasi, mereka pun menunggu kedatangan angkot yang tadi balik dulu untuk mengantarkan yang lain. 10 menit.... 30 menit.... 90 menit lewat, namun angkot belum juga menampakkan batang bempernya. Sambil menunggu, ada yang membaca buku, ada yang bercerita, ada yang beli jajan, dll. "PAAAAAKKKK!!!! mobilnya mana???!!", tanya banyak siswa karena tak betah nunggu lama ditambah hawa yang begitu panas. 2 jam kemudian barulah 1 mobil datang. 15 siswa pun masuk ditemani 1 guru pembina. Mereka pulang dulu meninggalkan 15 siswa lainnya dan 1 guru pembina yang masih harap-harap cemas menunggu 1 mobil lainnya. Waktu terus berjalan, mobil tak kunjung datang, sedang waktu sholat dhuhur juga tetap berjalan. Akhirnya mereka sholat dulu di mushola sekolah. Alhamdulillah setelah 1 jam, mobil yang dinanti datang. Mereka pun pulang dengan suka cita karena sudah sangat capek menunggu, belum lagi mereka yang masih menyisakan aktifitas yang harus dikerjakan seperti mencuci, mengerjakan pr, nambah hafalan, mandi, dll. Bismillah, budaaaaall..!!

Comments

Popular posts from this blog

GADIS KECIL ITU

Semua nampak senang berfoto dengan teman ataupun keluarga mereka dengan balutan toga putih hijau. Ya, hari ini adalah hari wisuda mereka. Namun tidak dengan Tutik. Tak ada satupun keluarganya yang datang. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, namun hanya raut bahagia dari teman-temannya dan keluarga mereka yang nampak. Tiba-tiba saja salah seorang teman Tutik mengajak berfoto. Tutik tersenyum. Namun hatinya tidak. *** Tutik rebahkan badannya di kasur kamar. Ia pandangi langit-langit kamar sambil memikirkan acara wisudanya tadi. Sejurus kemudian Tutik ambil hpnya dan membuka facebook . Ia tuliskan ‘hari yang bahagia (harusnya), wisuda yang bahagia (harusnya), keluarga yang bahagia (harusnya)’ *** Aku kaget melihat status Tutik. Tutik yang selama ini kukenal tegar tiba-tiba jadi rapuh. Aku hanya sedikit menyesalkan apa yang Tutik lakukan. Dia boleh sedih namun lebih baik tidak menampakkannya, apalagi mengumbarnya. Aku yakin Allah sudah menyiapkan pahala yang tera

BERMAIN PING PONG (1)

BERMAIN PING PONG (1) Bismillah, budaaaall..!! Ping pong, atau pimpong, entahlah. Tapi aku lebih suka menyebutnya pimpong karena mudah mengejanya. Meski sepertinya yang bener adalah ping pong, hehe. Bermain ping pong begitu menyenangkan. Banyak sekali variasi pukulan yang bisa dilakukan. Tidak seperti tenis dan bulu tangkis, yang meski tampak mirip, namun variasi pukulannya tidak sekaya ping pong. Contoh mudahnya pukulan pelintir. Di ping pong, variasi ini jelas begitu penting. Bentuknya pun sangat beraneka ragam. Ada yang pelintir ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, putar diagonal, dll. Dan variasi pelintir ini tidak ada di bulu tangkis dan tenis. Dalam ping pong, servis begitu menentukan hasil akhir permainan. Bisa saja, orang yang tidak bisa menyemash tapi lihai melakukan servis mematikan akan mengalahkan orang yang tidak bisa mengembalikan servisnya meski orang itu bisa menyemash dahsyat. Karenanya, jika ingin jago bermain ping pong, perbaiki dulu teknik serv

HAI NGEBLOG

Hai ngeblog. Kamu apa kabarnya? Hahaha. Lama banget gak ketemu. Sebegitu sibuknya ya? Hmmm. Gak inget apa kamu soal cita-citamu dulu? Cita-cita untuk jadi penulis handal, cita-cita untuk punya buku yang dijual di gramedia supaya bisa bangga banget kalo lagi ngajak temen ke sana, cita-cita untuk merubah dunia lewat tulisan, cita-cita untuk memotivasi murid-muridmu yang –menurutmu- butuh banget dimotivasi, cita-cita untuk menghibur orang lewat cerita konyol, cita-cita untuk bisa terus bermanfaat bagi orang meski kelak sudah tiada, cita-cita untuk terus-terusan nulis sehari sekali meski tulisannya sejelek apapun, cita-cita untuk jadi seorang guru yang juga dikenal karena aktif menulis. Loh, kok malah senyum aja? Dijawab dong pertanyaanku! Ah, kamu. Tetep aja kayak gitu. Mudah semangat, tapi lebih mudah lagi turunnya -_- Oh iya. Kamu kan juga semangat nulis karena seorang cewek ya. Tiap tulisanmu kamu kirim ke dia, terus nyuruh dia buat ngasih nilai. Yang katamu itu buat