Skip to main content

2 BOCAH PENUH KEJUTAN

22-9-2015
Senang sekali hari ini. Bukan karena ada siswaku yang begitu pintar, atau ada yang begitu mahir berbahasa, atau ada yang memujiku ini itu.
Begini ceritanya. Awalnya aku hanya menyarankan saja, "bagi yang tugasnya belum lengkap, bisa setoran ke saya di masjid setelah jamaah nanti", ucapku sebelum meninggalkan kelas. Ternyata ada siswa yang menyahuti, "siiiipp. Iya pak, nanti saya akan setoran". Halah, di kelas saja gak dikerjain apalagi disuruh di luar kelas. Paling-paling ya gak ada yang datang.
Jamaah pun usai. Setelah menandatangani SKU siswa sebagai bukti mereka berjamaah, aku sudah siap balik ke sekolah. Tak disangka, tiba-tiba 2 siswa mendatangiku, "paaakkk, bentar pak, jangan pulang dulu. Mau setor tugas".
Gak nyangka, mereka benar-benar datang. Lebih hebatnya lagi, 2 siswa ini masuk golongan siswa yang sulit diatur. Bajunya dikeluarin lah, males-malesan di kelas lah, terlambat datang lah. Padahal mereka juga termasuk golongan yang kurang bahasa Arabnya.
Logikanya, jika kemampuannya kurang, berkurang juga semangat mempelajarinya. Tapi mereka mau-maunya ngurusi tugas di luar sekolah. Hebatt!!. Bahkan pada siswa yang rajin dan penurut sekalipun, aku masih sangsi mereka mau ngurusi tugas di masjid setelah berjamaah. Selain karena jamnya di luar sekolah, ada perasaan malu sebab di masjid ada banyak orang. Itu sedikit terbukti ketika saya menyarankan untuk setoran melengkapi tugas di masjid, banyak siswi yang menolak, "Waduuh paaaak. Kok di masjid siiihh??". Padahal itu siswi lo, kaum yang lebih rajin dari pada siswa.
Sekarangbelajaryuk.blogspot.co.id
Bismillah, budaaaall..!!

Comments

Popular posts from this blog

GADIS KECIL ITU

Semua nampak senang berfoto dengan teman ataupun keluarga mereka dengan balutan toga putih hijau. Ya, hari ini adalah hari wisuda mereka. Namun tidak dengan Tutik. Tak ada satupun keluarganya yang datang. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, namun hanya raut bahagia dari teman-temannya dan keluarga mereka yang nampak. Tiba-tiba saja salah seorang teman Tutik mengajak berfoto. Tutik tersenyum. Namun hatinya tidak. *** Tutik rebahkan badannya di kasur kamar. Ia pandangi langit-langit kamar sambil memikirkan acara wisudanya tadi. Sejurus kemudian Tutik ambil hpnya dan membuka facebook . Ia tuliskan ‘hari yang bahagia (harusnya), wisuda yang bahagia (harusnya), keluarga yang bahagia (harusnya)’ *** Aku kaget melihat status Tutik. Tutik yang selama ini kukenal tegar tiba-tiba jadi rapuh. Aku hanya sedikit menyesalkan apa yang Tutik lakukan. Dia boleh sedih namun lebih baik tidak menampakkannya, apalagi mengumbarnya. Aku yakin Allah sudah menyiapkan pahala yang tera

BERMAIN PING PONG (1)

BERMAIN PING PONG (1) Bismillah, budaaaall..!! Ping pong, atau pimpong, entahlah. Tapi aku lebih suka menyebutnya pimpong karena mudah mengejanya. Meski sepertinya yang bener adalah ping pong, hehe. Bermain ping pong begitu menyenangkan. Banyak sekali variasi pukulan yang bisa dilakukan. Tidak seperti tenis dan bulu tangkis, yang meski tampak mirip, namun variasi pukulannya tidak sekaya ping pong. Contoh mudahnya pukulan pelintir. Di ping pong, variasi ini jelas begitu penting. Bentuknya pun sangat beraneka ragam. Ada yang pelintir ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, putar diagonal, dll. Dan variasi pelintir ini tidak ada di bulu tangkis dan tenis. Dalam ping pong, servis begitu menentukan hasil akhir permainan. Bisa saja, orang yang tidak bisa menyemash tapi lihai melakukan servis mematikan akan mengalahkan orang yang tidak bisa mengembalikan servisnya meski orang itu bisa menyemash dahsyat. Karenanya, jika ingin jago bermain ping pong, perbaiki dulu teknik serv

HAI NGEBLOG

Hai ngeblog. Kamu apa kabarnya? Hahaha. Lama banget gak ketemu. Sebegitu sibuknya ya? Hmmm. Gak inget apa kamu soal cita-citamu dulu? Cita-cita untuk jadi penulis handal, cita-cita untuk punya buku yang dijual di gramedia supaya bisa bangga banget kalo lagi ngajak temen ke sana, cita-cita untuk merubah dunia lewat tulisan, cita-cita untuk memotivasi murid-muridmu yang –menurutmu- butuh banget dimotivasi, cita-cita untuk menghibur orang lewat cerita konyol, cita-cita untuk bisa terus bermanfaat bagi orang meski kelak sudah tiada, cita-cita untuk terus-terusan nulis sehari sekali meski tulisannya sejelek apapun, cita-cita untuk jadi seorang guru yang juga dikenal karena aktif menulis. Loh, kok malah senyum aja? Dijawab dong pertanyaanku! Ah, kamu. Tetep aja kayak gitu. Mudah semangat, tapi lebih mudah lagi turunnya -_- Oh iya. Kamu kan juga semangat nulis karena seorang cewek ya. Tiap tulisanmu kamu kirim ke dia, terus nyuruh dia buat ngasih nilai. Yang katamu itu buat