Skip to main content

PETUALANGAN DIMULAI


Akhirnya hari ini tiba juga. Hari di mana aku bersama Pak Abdul Hafidz, Indy Mabarroh, dan Shahnaz Saifana Arrizal berangkat ke Bogor guna mengikuti acara final FRC yang diadakan di GOR Ciracas.
Kita berangkat bertujuh. Selain aku, pak Hafidz, Indy, dan Seva, ada juga kakak Indy, ibu Seva, dan Muslim, anak kelas XII IPS. Kok ngajak Muslim? Untuk apa ngajak dia? Dan jawabannya, Muslim itu malah sangat penting. Dia wajib diajak. Loh? Kok bisa? Lawong nanti di Bogor nginepnya di rumah bibinya Muslim kok. Masak iya dia gak diajak. Fahimtum?.
Tiket kereta api sudah dipesan, yaitu untuk berangkat pada hari Jum’at, 30 Oktober 2015 jam 5 sore dan untuk pulang hari Selasa, 3 November 2015 jam 5 sore juga. Untuk berangkat, dari stasiun Kota Baru Malang menuju stasiun Jatinegara. Sedang untuk pulang, dari stasiun Pasar Senin menuju stasiun Kota Baru Malang. Baik berangkat maupun pulang, perjalanannya membutuhkan waktu 16 jam setengah. Yaitu dari jam 5 sore sampe jam setengah 10 pagi.
Keluarga besar Darul Qur-an tercinta, kami mohon doanya ya. Semoga perjalanan kami baik pulang dan pergi diberi kelancaran. Amiiiiin. Semoga Indy dan Sheva diberi kemudahan dalam mengerjakan soal Final FRC di hari Minggu, 1 November 2015. Amiiiiin. Dan semoga perjalanan kami ini membawa manfaat, motivasi, dan perubahan menjadi lebih baik, untuk kami maupun untuk kita semua keluarga Darul Qur-an. Amiiiin, amiiiin, amiiin, ya robbal alamiin. (30-10-2015)


   
Bismillah, budal bogoooorr..!!

Sekarangbelajaryuk.blogspot.co.id

Comments

Popular posts from this blog

GADIS KECIL ITU

Semua nampak senang berfoto dengan teman ataupun keluarga mereka dengan balutan toga putih hijau. Ya, hari ini adalah hari wisuda mereka. Namun tidak dengan Tutik. Tak ada satupun keluarganya yang datang. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, namun hanya raut bahagia dari teman-temannya dan keluarga mereka yang nampak. Tiba-tiba saja salah seorang teman Tutik mengajak berfoto. Tutik tersenyum. Namun hatinya tidak. *** Tutik rebahkan badannya di kasur kamar. Ia pandangi langit-langit kamar sambil memikirkan acara wisudanya tadi. Sejurus kemudian Tutik ambil hpnya dan membuka facebook . Ia tuliskan ‘hari yang bahagia (harusnya), wisuda yang bahagia (harusnya), keluarga yang bahagia (harusnya)’ *** Aku kaget melihat status Tutik. Tutik yang selama ini kukenal tegar tiba-tiba jadi rapuh. Aku hanya sedikit menyesalkan apa yang Tutik lakukan. Dia boleh sedih namun lebih baik tidak menampakkannya, apalagi mengumbarnya. Aku yakin Allah sudah menyiapkan pahala yang tera

BERMAIN PING PONG (1)

BERMAIN PING PONG (1) Bismillah, budaaaall..!! Ping pong, atau pimpong, entahlah. Tapi aku lebih suka menyebutnya pimpong karena mudah mengejanya. Meski sepertinya yang bener adalah ping pong, hehe. Bermain ping pong begitu menyenangkan. Banyak sekali variasi pukulan yang bisa dilakukan. Tidak seperti tenis dan bulu tangkis, yang meski tampak mirip, namun variasi pukulannya tidak sekaya ping pong. Contoh mudahnya pukulan pelintir. Di ping pong, variasi ini jelas begitu penting. Bentuknya pun sangat beraneka ragam. Ada yang pelintir ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, putar diagonal, dll. Dan variasi pelintir ini tidak ada di bulu tangkis dan tenis. Dalam ping pong, servis begitu menentukan hasil akhir permainan. Bisa saja, orang yang tidak bisa menyemash tapi lihai melakukan servis mematikan akan mengalahkan orang yang tidak bisa mengembalikan servisnya meski orang itu bisa menyemash dahsyat. Karenanya, jika ingin jago bermain ping pong, perbaiki dulu teknik serv

HAI NGEBLOG

Hai ngeblog. Kamu apa kabarnya? Hahaha. Lama banget gak ketemu. Sebegitu sibuknya ya? Hmmm. Gak inget apa kamu soal cita-citamu dulu? Cita-cita untuk jadi penulis handal, cita-cita untuk punya buku yang dijual di gramedia supaya bisa bangga banget kalo lagi ngajak temen ke sana, cita-cita untuk merubah dunia lewat tulisan, cita-cita untuk memotivasi murid-muridmu yang –menurutmu- butuh banget dimotivasi, cita-cita untuk menghibur orang lewat cerita konyol, cita-cita untuk bisa terus bermanfaat bagi orang meski kelak sudah tiada, cita-cita untuk terus-terusan nulis sehari sekali meski tulisannya sejelek apapun, cita-cita untuk jadi seorang guru yang juga dikenal karena aktif menulis. Loh, kok malah senyum aja? Dijawab dong pertanyaanku! Ah, kamu. Tetep aja kayak gitu. Mudah semangat, tapi lebih mudah lagi turunnya -_- Oh iya. Kamu kan juga semangat nulis karena seorang cewek ya. Tiap tulisanmu kamu kirim ke dia, terus nyuruh dia buat ngasih nilai. Yang katamu itu buat