Skip to main content

JANGAN BERBURUK SANGKA, TAPI BERBAIK SANGKALAH


 Bismillah, budaaaall..!!


Sore itu aku ada jam mengajar. Aku kebut sepedaku guna tidak terlalu terlambat. Hampir sampai lokasi, kulihat 2 muridku berjalan ke arah berlawanan. Ekspresi mereka tampak berubah setelah melihatku. Kiranya berfikir, ''yaahh, ngaji deh.''
kuparkir sepedaku dan kulihat ke arah 2 muridku tadi. ''kok mereka tetap ke arah luar ya? Kok gak kembali untuk ngaji ya?'' gumamku. Ah, mungkin mereka ada urusan penting sebentar dan kemudian akan kembali lagi. Bismillah, positif thinking.
Sampai di kelas, seperti biasa ada anak bertanya, ''ustadz, kelas berapa?''. ''aku gak apal kelase. Pokok'e seng onok Uzi mbek Frengki,'' jawabku. ''oo, itu kelas 1 wusto ustadz'', timpalnya. Langsung saja dia sampaikan lewat pengeras suara meliputi kamar laki-laki dan wanita, ''kelas 1 wusto masuk. Kelas 1 wusto masuk.''
Agak lama aku menunggu namun tak satu pun muridku datang. Sampai-sampai datang anak untuk mengumukan lagi. Tak cukup untuk kedua kalinya, bahkan tak lama kemudian diumumkan lagi untuk yang ketiga kalinya. Mungkin mereka kasihan melihatku menunggu cukup lama.
Tiba-tiba ada anak yang bertanya, ''ustadz, 1 wusto ya? Bukannya 3 ula ya?''. ''enggak, 1 wusto kok,'' tegasku. Sejurus kemudian dia langsung meluncur keluar mencarikan muridku.
Tak lama 1 murid kelas 1 wusto datang dan bilang, ''ustadz, kelas pinten?''. ''loh? Yo kelasmu lah'', jawabku. ''ustadz, kelas kulo niku wingi. Sak niki njenengan ngajar kelas 3 ula'', tegasnya. ''lohhh!! Iyo yo. Saiki kan seloso. Aku ngajare yo 3 ula'', sadarku. Seketika dia umumkan di pengeras suara, ''3 ula masuk. 3 ula masuk''.
Tidak butuh waktu lama, murid-muridku 3 ula langsung masuk. Salah seorang berkata,'' tadi saya sudah mau masuk ustadz. Tapi yang diumumkan kelas 1 wusto. Jadi ya balik lagi.'' ''iya tadi saya yang salah. Tak kira sekarang hari Senin. Tak kira aku ngajar kelas lain,'' jawabku.
Dari cerita ini aku belajar banyak bahwa jika saja aku marah karena nunggu muridku lama gak datang-datang, aku malah akan kelihatan gak jelas. Orang yang salah aku, kok malah marah nyalahin muridku. Untungnya aku tetap sabar meski harus nunggu lama.
Semoga bermanfaat. Amiiiin :) (26-4-16)


http://sekarangbelajaryuk.blogspot.co.id/

Comments

Popular posts from this blog

GADIS KECIL ITU

Semua nampak senang berfoto dengan teman ataupun keluarga mereka dengan balutan toga putih hijau. Ya, hari ini adalah hari wisuda mereka. Namun tidak dengan Tutik. Tak ada satupun keluarganya yang datang. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, namun hanya raut bahagia dari teman-temannya dan keluarga mereka yang nampak. Tiba-tiba saja salah seorang teman Tutik mengajak berfoto. Tutik tersenyum. Namun hatinya tidak. *** Tutik rebahkan badannya di kasur kamar. Ia pandangi langit-langit kamar sambil memikirkan acara wisudanya tadi. Sejurus kemudian Tutik ambil hpnya dan membuka facebook . Ia tuliskan ‘hari yang bahagia (harusnya), wisuda yang bahagia (harusnya), keluarga yang bahagia (harusnya)’ *** Aku kaget melihat status Tutik. Tutik yang selama ini kukenal tegar tiba-tiba jadi rapuh. Aku hanya sedikit menyesalkan apa yang Tutik lakukan. Dia boleh sedih namun lebih baik tidak menampakkannya, apalagi mengumbarnya. Aku yakin Allah sudah menyiapkan pahala yang tera

BERMAIN PING PONG (1)

BERMAIN PING PONG (1) Bismillah, budaaaall..!! Ping pong, atau pimpong, entahlah. Tapi aku lebih suka menyebutnya pimpong karena mudah mengejanya. Meski sepertinya yang bener adalah ping pong, hehe. Bermain ping pong begitu menyenangkan. Banyak sekali variasi pukulan yang bisa dilakukan. Tidak seperti tenis dan bulu tangkis, yang meski tampak mirip, namun variasi pukulannya tidak sekaya ping pong. Contoh mudahnya pukulan pelintir. Di ping pong, variasi ini jelas begitu penting. Bentuknya pun sangat beraneka ragam. Ada yang pelintir ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, putar diagonal, dll. Dan variasi pelintir ini tidak ada di bulu tangkis dan tenis. Dalam ping pong, servis begitu menentukan hasil akhir permainan. Bisa saja, orang yang tidak bisa menyemash tapi lihai melakukan servis mematikan akan mengalahkan orang yang tidak bisa mengembalikan servisnya meski orang itu bisa menyemash dahsyat. Karenanya, jika ingin jago bermain ping pong, perbaiki dulu teknik serv

HAI NGEBLOG

Hai ngeblog. Kamu apa kabarnya? Hahaha. Lama banget gak ketemu. Sebegitu sibuknya ya? Hmmm. Gak inget apa kamu soal cita-citamu dulu? Cita-cita untuk jadi penulis handal, cita-cita untuk punya buku yang dijual di gramedia supaya bisa bangga banget kalo lagi ngajak temen ke sana, cita-cita untuk merubah dunia lewat tulisan, cita-cita untuk memotivasi murid-muridmu yang –menurutmu- butuh banget dimotivasi, cita-cita untuk menghibur orang lewat cerita konyol, cita-cita untuk bisa terus bermanfaat bagi orang meski kelak sudah tiada, cita-cita untuk terus-terusan nulis sehari sekali meski tulisannya sejelek apapun, cita-cita untuk jadi seorang guru yang juga dikenal karena aktif menulis. Loh, kok malah senyum aja? Dijawab dong pertanyaanku! Ah, kamu. Tetep aja kayak gitu. Mudah semangat, tapi lebih mudah lagi turunnya -_- Oh iya. Kamu kan juga semangat nulis karena seorang cewek ya. Tiap tulisanmu kamu kirim ke dia, terus nyuruh dia buat ngasih nilai. Yang katamu itu buat