Skip to main content

MENGAJAR HARI INI

19-1-2015
Kulangkahkan kaki menuju kelas VIII B untuk mengajar pelajaran Bahasa Indonesia. Aku masuk disambut "qiyaaman, ihtirooman" (berdiri, beri salam) seperti biasanya. Aku teringat bahwa aku harus membeli koran terlebih dahulu sebagai materi pelajaran. Jadi, setelah mengisi map presensi dan minta murid-murid jangan keluar dulu, langsung pergi ke pasar untuk mencari koran bekas. 

Koran yang aku harapkan cukup sulit ditemukan, entah karena akunya yang tidak tahu tempatnya atau memang hari itu koran sulit ditemukan. Setelah berjalan ke sana-ke sini, bertanya ke sana-ke sini, alhamdulillah akhirnya ada toko yang jual koran. Harganya 4 ribu per kilo.

20 menit kemudian, aku sampai di sekolah. Kutenteng kresek berisi 1 kg koran masuk kelas. Langsung kuminta siswa berhitung dari 1-7, dilanjutkan membagi kelompok sesuai dengan angka yang disebutkan. Tiap kelompok mendapat 1 koran yang terdiri dari 4-8 halaman. 

"Setiap kelompok harus mencari 3 berita dari koran tersebut yang mempunyai tema yang sama. Contoh, berita 1 tsunami, berita 2 banjir, dan berita 3 tanah longsor. Jadi temanya adalah tentang bencana alam", perintahku. Tidak cukup hanya memberi instruksi, aku keliling di tiap kelompok guna mengawasi dan membimbing bagi yang memerlukan.

Sungguh sangat melelahkan. Karena ternyata hampir semua kelompok butuh instruksiku dan parahnya lagi, aku harus bersuara keras untuk memberi instruksi dikarenakan situasi kelas yang sedang diskusi di tiap kelompok. Belum selesai memberikan instruksi di satu kelompok, ada siswa dari kelompok lain yang bertanya. "pak kalau gini gimana?". "Sebentar ya, saya selesaikan dulu di sini". Tidak lama setelah itu masih saja ada siswa atau siswi lain yang melakukan hal serupa. Sungguh kepala seperti mau meledak. Ingin marah, tapi langsung kuredam karena memang bukan tindakan yang tepat pikirku. 


Singosari, kantor SMA DQ, senin, 19 Januari 2015.

Bismillah, budaaaall..!!

Comments

Popular posts from this blog

BERMAIN PING PONG (1)

BERMAIN PING PONG (1) Bismillah, budaaaall..!! Ping pong, atau pimpong, entahlah. Tapi aku lebih suka menyebutnya pimpong karena mudah mengejanya. Meski sepertinya yang bener adalah ping pong, hehe. Bermain ping pong begitu menyenangkan. Banyak sekali variasi pukulan yang bisa dilakukan. Tidak seperti tenis dan bulu tangkis, yang meski tampak mirip, namun variasi pukulannya tidak sekaya ping pong. Contoh mudahnya pukulan pelintir. Di ping pong, variasi ini jelas begitu penting. Bentuknya pun sangat beraneka ragam. Ada yang pelintir ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, putar diagonal, dll. Dan variasi pelintir ini tidak ada di bulu tangkis dan tenis. Dalam ping pong, servis begitu menentukan hasil akhir permainan. Bisa saja, orang yang tidak bisa menyemash tapi lihai melakukan servis mematikan akan mengalahkan orang yang tidak bisa mengembalikan servisnya meski orang itu bisa menyemash dahsyat. Karenanya, jika ingin jago bermain ping pong, perbaiki dulu teknik serv

GAMBAR-GAMBAR INSPIRATIF

Bismillah, budaaaall..!! Mungkin kamu bingung, “kok usahaku harus lebih keras? Padahal ujung wortelnya kayaknya sama”. Di sinilah tantangannya. Sanggupkah kamu bertahan untuk terus kerja keras pada hal yang nampak biasa saja tapi kok memerlukan usaha keras. Padahal ternyata hasilnya begitu luar biasa J Nuruti egois ya gak ada habisnya. Cobalah sejenak berpikir jernih, dan mengalahlah. Dan hasilnya malah luar biasa J Kamu mungkin gak sempurna. Tutupi saja kekuranganmu dengan caramu sendiri. Buatlah kebahagiaanmu sendiri J Kadang kamu males ngerjain suatu hal. Buat aja tekanan, seperti dapet hadiah jika sukses ngerjainnya. InsyaAlloh, semangatmu akan berlipat-lipat J Semua orang milih jalan yang sama. Karenanya di sana harus berdesak-desakan gak karuan. Kamu, carilah jalan sendiri. Jalan yang sebenarnya mudah dilalui dan gak banyak orang tau, jadi gak us

HAI NGEBLOG

Hai ngeblog. Kamu apa kabarnya? Hahaha. Lama banget gak ketemu. Sebegitu sibuknya ya? Hmmm. Gak inget apa kamu soal cita-citamu dulu? Cita-cita untuk jadi penulis handal, cita-cita untuk punya buku yang dijual di gramedia supaya bisa bangga banget kalo lagi ngajak temen ke sana, cita-cita untuk merubah dunia lewat tulisan, cita-cita untuk memotivasi murid-muridmu yang –menurutmu- butuh banget dimotivasi, cita-cita untuk menghibur orang lewat cerita konyol, cita-cita untuk bisa terus bermanfaat bagi orang meski kelak sudah tiada, cita-cita untuk terus-terusan nulis sehari sekali meski tulisannya sejelek apapun, cita-cita untuk jadi seorang guru yang juga dikenal karena aktif menulis. Loh, kok malah senyum aja? Dijawab dong pertanyaanku! Ah, kamu. Tetep aja kayak gitu. Mudah semangat, tapi lebih mudah lagi turunnya -_- Oh iya. Kamu kan juga semangat nulis karena seorang cewek ya. Tiap tulisanmu kamu kirim ke dia, terus nyuruh dia buat ngasih nilai. Yang katamu itu buat